Ad Code

Responsive Advertisement

Evaluasi Richard Rorty terhadap Kerja Sains

Richard Rorty adalah seorang filsuf Amerika yang dikenal karena kritiknya terhadap sains. Ia mengkritik pandangan tradisional tentang filsafat dan sains, terutama pandangan bahwa sains adalah jalan menuju kebenaran objektif. Rorty berargumen bahwa sains bukanlah refleksi dari realitas absolut, melainkan sebuah praktik sosial yang bergantung pada bahasa dan konsensus komunitas ilmiah.

Salah satu kritik utama Rorty terhadap sains adalah penolakannya terhadap representasionalisme, yaitu pandangan bahwa bahasa dan konsep ilmiah merepresentasikan realitas objektif. Menurut Rorty, kebenaran bukanlah korespondensi antara pernyataan ilmiah dan dunia nyata, melainkan hasil dari kesepakatan sosial di antara komunitas ilmiah dan masyarakat.

Rorty menandaskan bahwa pencarian kebenaran absolut dalam sains adalah ilusi yang berasal dari warisan metafisika Barat. Baginya, sains tidak lebih unggul dari bentuk pengetahuan lain seperti sastra atau sejarah, karena semua bentuk wacana ini beroperasi dalam batas-batas bahasa dan budaya tertentu.

Dalam hal ini, sains tidak berkembang melalui akumulasi kebenaran objektif, melainkan melalui perubahan cara berbicara dan berpikir dalam komunitas ilmiah. Ini berarti bahwa kemajuan ilmiah bukanlah perjalanan menuju realitas yang lebih akurat, tetapi transformasi dalam praktik diskursif yang membuat kita berbicara tentang dunia dengan cara baru yang lebih bermanfaat.

Rorty juga menolak pandangan bahwa metode ilmiah adalah satu-satunya cara untuk memperoleh pengetahuan yang valid. Ia berargumen bahwa kriteria validitas sains tidak bersandar pada metode yang universal, melainkan pada seberapa berguna dan dapat diterimanya suatu teori dalam komunitas tertentu. Dengan demikian, sains lebih cenderung sebagai proyek kolektif yang bergantung pada konteks historis dan sosial.

Salah satu aspek terpenting dari kritik Rorty terhadap kerja sains adalah penolakannya terhadap konsep objektivitas yang sering diklaim oleh para ilmuwan. Ia berpendapat bahwa tidak ada perspektif netral atau “pandangan dari nirwana” yang dapat mengamati dunia tanpa dipengaruhi oleh bahasa dan budaya tertentu.

Bagi Rorty, klaim objektivitas dalam sains hanyalah strategi retoris yang digunakan untuk memperoleh legitimasi. Dengan kata lain, sains, menurutnya, bukanlah tentang menemukan realitas yang sebenarnya, tetapi tentang menciptakan narasi yang lebih berguna bagi kebutuhan manusia dalam konteks tertentu.

Sebagai seorang pragmatis, Rorty melihat sains sebagai alat yang bertujuan untuk memecahkan masalah praktis, bukan sebagai usaha untuk menemukan “kebenaran” dalam arti metafisik. Ia menekankan bahwa teori ilmiah harus dinilai berdasarkan seberapa baik teori tersebut bekerja dalam menyelesaikan masalah dan memfasilitasi komunikasi, bukan berdasarkan apakah teori itu benar dalam arti korespondensional dengan realitas objektif.

Dalam hal ini, Rorty sejalan dengan pemikiran pragmatis klasik seperti John Dewey dan William James, yang menekankan bahwa pengetahuan harus dievaluasi berdasarkan manfaat praktisnya, bukan berdasarkan ketepatannya dalam merefleksikan dunia eksternal.

Pemikiran Rorty membawa beberapa konsekuensi penting dalam cara kita memahami sains dan epistemologi. Tampak  bahwa sains ialah konstruksi sosial. Artinya, sains tidak ditemukan begitu saja, melainkan diciptakan oleh komunitas ilmiah melalui bahasa dan praktik sosial tertentu.


Rorty juga menolak metode ilmiah sebagai satu-satunya sumber kebenaran. Artinya, sains hanyalah salah satu dari banyak cara memahami dunia, dan tidak ada alasan untuk menganggapnya sebagai satu-satunya bentuk pengetahuan yang absah.

Rorty juga memiliki pandangan sekontur dengan Kuhn, yaitu perubahan paradigma sebagai perubahan bahasa. Rorty berpendapat bahwa pergeseran dalam sains lebih merupakan transformasi dalam cara berbicara dan berpikir daripada pencapaian kebenaran absolut.

Pemikiran Rorty memang inovatif dan membebaskan, tetapi ini membawa implikasi relativisme berlebihan. Beberapa kritikus menuduh bahwa pandangan Rorty mengarah pada relativisme yang ekstrem, di mana tidak ada cara untuk membedakan antara teori yang lebih baik dan yang lebih buruk.

Kita melihat bahwa meskipun sains memang dipengaruhi oleh faktor sosial, bukti empiris tetap memainkan peran penting dalam membangun pengetahuan yang dapat diandalkan. Lebih jauh, jika kebenaran hanya ditentukan oleh konsensus sosial, maka bagaimana kita dapat menilai apakah suatu teori ilmiah lebih baik dari yang lain?


Posting Komentar

0 Komentar