Semakin rasionalitas mengembang, semakin mengempislah percakapan intim kita dengan alam. Kita kehilangan kosakata mesra terhadap pohon. Telinga kita menjadi bengap untuk sanggup mendengar ejaan burung berkicau, atau menjelma tuna-grahita untuk memahami betapa hati kita bersangkut-paut dengan desir angin.
Kita mengalami humanisasi yang terbelah, menjajaki
superioritas dengan cara eksploitatif, intoleran, dan memanipulasi purba rasa
kita sebagai suatu sisa arkais infantilitas yang musti dirasionalisasikan.
Kita menganggap mitos hanyalah omong kosong dari
orang-orang yang tak dapat menalar; O betapa nonsensnya teori ilmiah di hadapan
gejala yang tak dapat ditangkap panca-indra.
*1/3/2019
![]() |
Eugenio Granell, El vuelo nocturno del pájaro Pí (The Pi Bird's Night Flight), 1952. |
0 Komentar