Tadi aku menerima pesan dari seorang teman. Pesan tersebut berisi tautan video seorang lansia yang mendawaikan ukulelenya, membawakan lagu Shine On You Crazy Diamond dari Pink Floyd.
Aku mengklik dan menontonnya. Lalu yang kutangkap dari
video tersebut bukan tentang keahlian jemarinya memainkan lagu tersebut,
melainkan bagaimana ia benar-benar m(er)asuk ke dalam lagu tersebut. Shine
On You Crazy Diamond memang lagu nostalgia, bukan terhadap zaman atau era,
tapi terhadap usia. Dibuka dengan irisan lirik: “Remember when you were
young,” ia menohok eksistensi kita, seolah menggugat ketuaan kita.
Dan memang, tak terelakkan, di setiap harinya kita
selalu memanjat usia, melakoni hidup untuk terus menua. Menurutku, lagu yang
didedikasikan kepada Syd tersebut, bisa kita hadiahkan di setiap harinya untuk
diri kita, untuk merayakan proses penuaan kita. Hingga tiga puluh atau empat
puluh tahun lagi, kita akan mengenang bahwa [pada baris kedua liriknya], you
shone like the sun.
Oleh karena itu, untuk sampai pada kenangan tersebut,
maka dalam kekinian dan kedisinian kita yang absolut, kita harus benar-benar shine
like the sun, dengan caranya masing-masing. #Cuplik
1/5/2020
![]() |
https://www.filmaffinity.com/us/movieimage.php?imageId=421378681 |
0 Komentar